Tentang Reaktor

PENDAHULUAN

Reaktor merupakan tempat berlangsungnya reaksi nuklir. Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah reaksi fissi, yaitu reaksi yang dikendalikan menggunakan bahan yang disebut moderator. Seorang ahli nuklir seyogyanya mengetahui seluk beluk reaktor maupun sejarah reaktor. Pengetahuan tentang seluk beluk reaktor diperlukan untuk pengembangan teknologi reaktor supaya lebih baik dari yang sudah ada. Sedangkan sejarah reaktor perlu dipelajari dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan reaktor dan teknologinya dari setiap masa. Dengan demikian, pembelajaran mengenai seluk beluk reaktor tidak akan luput dari topik sejarah reaktor.

Di sini akan dibahas lebih rinci mengenai sejarah reaktor dari masa ke masa, di dunia dan sedikit di Indonesia. Ini dikarenakan hanya sedikit informasi mengenai sejarah reaktor di Indonesia. Perlu diketahui bahwa hanya ada tiga buah reaktor di Indonesia, yang semuanya untuk keperluan riset.

Dengan ini diharapkan pakar-pakar nuklir di Indonesia dapat lebih mengembangkan teknologi reaktor dan memanfaatkan untuk kebutuhan nasional, tidak hanya untuk riset, tapi juga sebagai sumber energi.

SEJARAH DUNIA

Meskipun umat manusia telah menguasai daya nuklir baru-baru ini, reaktor nuklir yang pertama muncul dikendalikan oleh alam. Lima belas reaktor fissi nuklir alami telah ditemukan di tambang Oklo, Gabon, West Africa. Pertama ditemukan pada tahun 1972 oleh ahli fisika Perancis Francis Rerrin. Reaktor alami ini dikenal dengan sebutan Reaktor Fossil Oklo.Reaktor-reaktor ini diperkirakan aktif selama 500 ribu tahun, dengan daya keluaran rerata 100 kW. Bintang-bintang juga mengandalkan fusi nuklir guna membangkitkan panas, cahaya dan radiasi lainnya. Konsep reaktor nuklir alami diajukan pertama kali oleh Paul Kuroda pada tahun 1956 saat di Universitas Arkansas.

Enrico Fermi dan Leó Szilárd, pertama kali membangun reaktor nuklir Chocago Pile-1saat mereka di Universitas Chicago pada 2 Desember, 1942. Reaktor nuklir generasi pertama digunakan untuk menghasilkan plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Selain itu, reaktor nuklir juga digunakan oleh angkatan laut Amerika (lihat Reaktor Angkatan Laut Amerika Serikat) untuk menggerakkan kapal selam dan kapal pengangkut pesawat udara. Pada pertengahan 1950-an, baik Uny Sovyet maupun negara-negara barat meningkatkan penelitian nuklirnya termasuk penggunaan atom di luar militer. Tetapi, sebagaimana program militer, penelitian atom di bidang non-militer juga dilakukan dengan rahasia.

Pada 20 Desember 1951, listrik dari generator yang digerakkan oleh tenaga nuklir pertama kali dihasilkan olehExperimental Breeder Reaktor-I (EBR-1) yang berlokasi di Arco, Adaho. Pada 26 Juni 1954, pukul 5:30 pagi, PLTN pertama dunia utnuk pertama kalinya mulai beroperasi di Obninsk, Kaluga Oblast, USSR. PLTN ini menghasilkan 5 megawatt, cukup untuk melayani daya 2,000 rumah. PLTN skala komersial pertama dunia adalah Calder Hall, yang mulai beroperasi pada 17 Oktober 1956. reaktor ini menghasilkan listrik untuk disambungkan ke jaringan listrik, sekaligus menghasilkan energi panas yang dibutuhkan oleh pabrik proses olah ulang bahan bakar di wilayah itu. Setelah lebih dari 40 tahun, empat unit reaktor Calder Hall dengan kapasitas masing-masing 50 MWe masih beroperasi sampai sekarang. Di Swedia, Reaktor Agesta menyediakan air panas untuk 'district heating' daerah pinggiran kota Stockhlom selama 1 dasawarsa, yang dimulai pada tahun 1963. Reaktor generasi pertama lainnya adalah Shippingsport Reactor yang berada di Pennsylvania (1957).

Sebelum kecelakaan Three Mile Island pada 1979, sebenarnya permintaan akan PLTN baru di Amerika Serikat sudah menurun karena alasan ekonomi. Dari tahun 1978 sampai dengan 2004, tidak ada permintaan PLTN baru di Amerikat Serikat, meskipun hal itu mungkin akan berubah pada tahun 2010.

Tidak seperti halnya kecelakaan Three Mile Island,kecelakaan Chernobylpada tahun 1986 tidak berpengaruh pada peningkatan standar reaktor nuklir negara barat. Hal ini dikarenakan memang reaktor Chernobyl dikenal mempunyai desain yang tidak aman , menggunakan reaktor jenis RBMK, tanpa kubah pengaman (containment building) dan dioperasikan dengan tidak aman, dan pihak barat memetik pelajaran dari hal ini.

Pada tahun 1992 topan Andrew menghamtam Turkey Point Nuclear Generating Station. Lebih dari US$90 juta kerugian yang diderita, sebagian besar menimpa tangki penampungan air dan cerobong asap pembangkit listrik berbahan bakar fossil (minyak/batubara) yang ada dilokasi, tapi containment building tidak mengalami kerusakan.

SEJARAH DI INDONESIA

Banyak yang kurang tahu bahwa Indonesia adalah negara pertama di Asia yang membuat reaktor. Suatu hal yang perlu kita beri apresiasi tinggi dalam bidang teknologi. Di Indonesai sendiri mempunyai 3 reaktor, yaitu:

1. Siwabessy (Serpong)

2. Batan (Bandung)

3. Kartini (Yogyakarta)

Perkembangan sejarah Reaktor Riset Bandung tidak dapat dihilangkan dari buku sejarah bangsa Indonesia sebagai pemanfaat teknologi nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Reaktor Atom Bandung merupakan cikal bakal pusat penelitian dan pengembangan teknik nuklir di Indonesia. Peletakan batu pertama kali pembangunan Reaktor tersebut oleh Ir. H. Soekarno Presiden RI yang pertama pada 16 Januari 1965, sedangkan pembangunannya dilaksanakan oleh putra-putra terbaik bangsa Indonesia yang saat itu dipimpin oleh GA Siwabessy dan sebagai tenaga teknis lapangan dipimpin oleh Djali Ahimsa. Pada awalnya pendirian reaktor tersebut digunakan untuk penyelidikan radioaktivitas. Yang secara spesifik adalah untuk menyelidiki sebaran debu radioaktif (uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik) dan menyelidiki tenaga atom sebagai energi baru dalam pembangunan nasional.

Hari Sabtu tanggal 20 Februari 1965 Presiden RI pertama Soekarno meresmikan berdirinya Pusat Reaktor Bandung (PRAB-BATAN) dengan reaktor Triga Mark II yang beroperasi pada daya 250 KW. Hadir pada acara peresmian ini beberapa menteri, Ketua LTA Prof. G. A. Siwabessy, dan Dubes AS untuk Indonesia Howard P. Jones.

Untuk meningkatkan kemampuan memproduksi radioisotop dan meningkatkan jenis dan kemampuan penelitian disimpulkan daya reaktor perlu dinaikan menjadi satu megawat termal. Pekerjaan dimulai pada awal September 1971 dengan meng-shut down reaktor dan selesai pada akhir November 1971 . Criticality Experiment Triga-1000 dilakukan pakar PRAB sendiri dengan dipimpin oleh direktur PRAB Soetarjo Soepadi, MSc. dicapai pada 27 November 1971 pukul 02.47 dengan operator R. Suyadi. Enam hari kemudian, 3 Desember 1971, reaktor terbukti mampu bekerja pada daya 1000 Kwt dan diresmikan Presiden Suharto pada keesokan harinya (4 Desember 1971) bertepatan dengan ulang tahun BATAN. Beberapa karyawan PRAB yang dianggap besar jasanya dalam peningkatan daya reaktor mendapat penghargaan Presiden. Mereka itu adalah Karsono Linggo Atmojo, Abdurrakhman, Iyos R. Subki, Santoso, Abd Hakim, Uha dan Safei

Pada tahun 1971 merupakan keberhasilan yang kedua bagi putra putri bangsa Indonesia, peningkatan daya ini diresmikan oleh H.M. Soeharto sebagai Presiden RI yang ke dua. Perkembangan iptek nuklir terus berkembangan dan tuntutan kemajuan teknologi baik bidang kedokteran, pertanian, lingkungan, industri, yang tidak melupakan keselamatan terus dikembangkan oleh putra putri bangsa Indonesia.

Sejarah telah mencatat bahwa pada tanggal 13 Mei 2000 pada pukul 06.32 daya reaktor riset di Bandung ini dapat ditingkatkan menjadi 2000 kW (2 MW). Kemudian pada tanggal 24 Juni 2000 Megawati Soekarno Putri yang pada saat itu menjadi wakil presiden RI meresmikan pengoperasikan Reaktor dengan daya 2000 kW dan diberi nama “Reaktor TRIGA 2000 Bandung” Fasilitas ini banyak dimanfaatkan oleh para pelajar dan Mahasiswa untuk mengetahui perkembangan Iptek Nuklir di Indonesia, dalam bentuk kunjungan ataupun kerja praktek serta tugas akhir. Jumlah pengunjung ke BATAN Bandung sampai dengan Juni 2009 mencapai lebih dari 1700 orang Semoga Reaktor TRIGA 2000 Bandung dapat terus bermanfaat bagi perkembangan di dalam dunia iptek nuklir di Indonesia.

Komentar

  1. Pemanfaatan energy nuclear di Indonesia lamban karena masih didapat source energy fosil yg cukup ,mudah menanganinya dan lebih selamat n relatif murah . namun kemajuan alternatif nuclear perlu dikembangkan . Rasa takut selalu menyelimuti mengenang peristiwa kecelakaan di Rusia dan Jepang hal ini perlu pendidikan kepada rakyat . Dinegara maju tetangga Indonesia sudah melaksanakannya,walaupun sekedar menyatakan " setuju tapi don't put it in my back yard "

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kaki Sebagai Satuan

Pencacah Geiger

Perbedaan PLTN jenis PWR dan BWR